Dalam pelatihan motivasi atau pelatihan SDM, saya sering berseru, "Motivasi yang kuat dan persiapan yang tepat akan melahirkan prestasi yang dahsyat." Tak percaya? Simak saja kisah berikut.
Sewaktu berusia 18 tahun, Miss C sudah menoreh sederet prestasi di Kanada. Obsesinya, ingin menjadi penyanyi kelas dunia. Hal ini diketahui oleh manajernya. Tapi, walau bagaimanapun hebatnya ia menarik suara, manajernya paham betul bahwa ia masih menyandang setumpuk kekurangan, terutama ketidakmampuannya berbahasa Inggris. Maka, mulai saat itu, batang hidungnya tidak pernah lagi kelihatan di depan publik. Oleh manajernya, ia dipaksa mengikuti kursus bahasa Inggris di Ecole Berlitz School, sembari mengasah skill berbicara di muka umum.
Sewaktu berusia 18 tahun, Miss C sudah menoreh sederet prestasi di Kanada. Obsesinya, ingin menjadi penyanyi kelas dunia. Hal ini diketahui oleh manajernya. Tapi, walau bagaimanapun hebatnya ia menarik suara, manajernya paham betul bahwa ia masih menyandang setumpuk kekurangan, terutama ketidakmampuannya berbahasa Inggris. Maka, mulai saat itu, batang hidungnya tidak pernah lagi kelihatan di depan publik. Oleh manajernya, ia dipaksa mengikuti kursus bahasa Inggris di Ecole Berlitz School, sembari mengasah skill berbicara di muka umum.
Serupa
dengan Miss A yang berasal dari Indonesia. Sewaktu merantau ke Perancis, sebagai
penyanyi ia terbentur satu masalah besar. Kebanyakan demo yang ia serahkan ke
perusahaan rekaman langsung dicampakkan hanya karena demonya berbahasa Inggris.
Menurut perusahaan rekaman, album berbahasa Inggris tidak pernah laku di pasar
Perancis. Maka tanpa membuang-buang waktu, ia pun coba menguasai bahasa Prancis,
dengan belajar di Alliance Français Paris selama beberapa tahun.
Ternyata,
tetesan keringat Miss C dan Miss A tidaklah sia-sia. Pada tahun 2004, dengan total penjualan album mencapai
angka 175 juta keping, Miss C
menjadi salah satu pengolah vokal terkaya di dunia. Sementara itu, Miss A menjadi penembang Indonesia
tersukses di tingkat internasional. Miss C itu
adalah Céline Dion dan Miss A itu adalah Anggun C. Sasmi. Apa persamaan
keduanya? Mereka memperkuat
dulu aspek internal, sebelum aspek eksternal.
Secara umum, aktivitas perusahaan dibedakan menjadi dua, internal dan eksternal. Di mana SDM, administrasi, keuangan, purchasing, dan produksi dikategorikan sebagai fungsi internal, yang sangat mengandalkan efficiency. Sedangkan pemasaran, distribusi, dan business development dikategorikan sebagai fungsi eksternal, yang sangat mengandalkan effectiveness.
Yah, walaupun berdasarkan pengalaman saya, sebenarnya bidang-bidang tadi tidak bisa dikotak-kotakkan sesederhana itu. Saling terkait semuanya. Terus, di mana marketing? Ya, tepat sekali! Marketing –yang sering dihubungkan dengan pengembangan bisnis– dianggap sebagai fungsi yang bersifat eksternal.
Nah, satu aturan yang ingin saya kemukakan di sini
adalah, “Jangan aktifkan pemasaran
serta fungsi-fungsi eksternal yang terkait, sebelum fungsi-fungsi internal
beres.” Tidak jadi soal, apakah bisnis Anda masih kecil atau sudah besar. Bagi
saya, bisnis tidak ubahnya seperti helikopter. Anda pernah naik
helikopter? Yang jelas, begini ceritanya. Sebelum helikopter mengudara, Anda
kudu memeriksa mesinnya terlebih dahulu. Kalau tidak? Anda bisa celaka!
Seterusnya, begitu lepas landas, Anda juga harus mampu mengendalikannya. Kalau
tidak? Yah, Anda tahu sendiri jawabannya. Setuju?
Untuk mengundang Ippho
Santosa sebagai motivator dalam pelatihan SDM perusahaan, silakan SMS 0812-704-9090. Klik www.ippho.com
...
...
setudjuuuuuuuuuuuuuuu...
BalasHapuskerennn
BalasHapussuper,, syukron kang Ippho
BalasHapustksh mas ippho manfaat banget
BalasHapusMksih mas ipphoo.....kapan seminar di kediri...?? kediri menantimu mas...
BalasHapusmantabbb...
BalasHapushttp://prntscr.com/7qjadp
Salam Sukses Selalu Mas Ippho...
Salam dari Tim Kampus Bisnis Umar Usman
Kuliah Setahun Jadi Pengusaha
Fb.com/Ichwan.Ziyad
Digital Marketing Kampus Umar Usman
whatsApp +62.896.2034.1987
Pin 557EF845
Blogg : sosialmediaterkini.blogspot.com
Sip dah
BalasHapus