Pelatihan SDM Perusahaan, Pengembangan SDM Karyawan, Training SDM Efektif, Perencanaan SDM

Di Pelatihan SDM, Ippho Santosa Serukan Kehidupan Yang Seimbang

Di sebuah pelatihan SDM, saya menyinggung soal "Gaya Hidup Sisa-Sisa".

Maksudnya? Simak saja contoh-contoh berikut.

Bakti ke orangtua?
Sisa-sisa waktu, sisa-sisa uang.

Kalau ada uang tersisa, baru kirim ke orang tua. Kalau nggak ada, nggak diupayakan. Namanya juga sisa-sisa.

Kerja buat apa? Menafkani anak dan istri. Lha orangtua? Nggak masuk hitungan. Buat orangtua, yah sisa-sisa perhatian saja.

Waktu sama anak? Tak jauh berbeda.
Sisa-sisa waktu, sisa-sisa perhatian.

Yang lebih utama adalah kantor dan kerjaan. Anak? Yah itu tadi, sisa-sisa waktu saja. Sekenanya. Secukupnya.

pelatihan-sdm-perusahaan-training-pelatihan-sdm-pengembangan-sdm
pelatihan-sdm-perusahaan-training-pelatihan-sdm-pengembangan-sdm
pelatihan-sdm-perusahaan-training-pelatihan-sdm-pengembangan-sdm

Sholat? Berdoa? Sama saja.
Sisa-sisa waktu, bukan prioritas.

Jam 5.30 pagi, baru sholat subuh. Jam 2.45 siang, baru sholat zuhur. Yah itu tadi, sisa-sisa waktu.

Inilah Gaya Hidup Sisa-Sisa.

Jangan heran, semakin ke sini semakin sulit hadir generasi emas. Entah pada diri kita atau pada keturunan kita. Dan sebagai ganjarannya, kita sebagai pelakunya juga hanya beroleh sisa-sisa di muka bumi ini. Baik secara ekonomi maupun secara dignity. Sepertinya Allah enggan berpihak kepada kita.

Solusinya? Di training saya pernah berseru, "Mari kita beralih pada kehidupan yang lebih seimbang." Keluarga, punya hak. Orangtua, punya hak. Allah? Apalagi!

Kalau hak-hak ini terpenuhi, justru kerjaan-kerjaan kantor akan lebih mudah untuk diselesaikan, dengan penuh semangat. Think.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar