Ketika pelatihan korporat atau training korporat, saya sering mengajak peserta untuk merenung. Ini moment terbaik bagi mereka. Terutama di kalangan senior.
Sekarang
kita berandai-andai. Katakanlah, ada seorang laki-laki jahat. Sebut saja,
preman. Mungkin ia masih berani mencuri sebuah mangga. Mungkin pula, ia masih
berani memakan mangga curian tersebut. Yah, namanya juga orang jahat. Preman.
Akan tetapi, beranikah ia memberikan mangga curian itu kepada ibu, istri, atau anaknya?
Kemungkinan besar, ia tidak berani. Kenapa? Disadari atau tidak, seorang
laki-laki sejati masih berprinsip, “Walau bagaimanapun, keluargaku harus
menikmati makanan yang baik-baik. Bukan mangga curian.”
Sadarkah
kita:
-
Kalau kita pejabat atau aparat, lalu kita
menerima suap, berarti kita telah menafkahi keluarga kita dengan mangga curian!
- Kalau kita
pengusaha atau profesional, lalu kita memperoleh proyek karena memberikan suap,
berarti kita telah menafkahi keluarga kita dengan mangga curian!
- Kalau kita
karyawan, lalu kita memperoleh uang karena manipulasi atau sejenisnya, berarti
kita telah menafkahi keluarga kita dengan mangga curian! Dengan kata lain, kita lebih parah daripada
preman yang dikisahkan tadi!
Sekadar berbagi cerita, ayah saya hidup dan meninggal dalam keadaan miskin. Tapi alhamdulillah saya bangga kepadanya. Salah satu alasannya, ia memastikan nafkah yang ia bawa pulang adalah nafkah yang baik-baik, nafkah yang halal. Ia tidak mau keluarganya memakan mangga curian. Saya percaya, kita semua mau menjadi orangtua yang kelak dibanggakan oleh anak-anak kita. Di mana mereka bangga karena pencapaian kita dan yang terutama karena kejujuran kita.
Tidak
perlu dipertanyakan lagi, antara berkah dan berlimpah, tentu saja kita mau
dua-duanya. Iya tho? Namun, seandainya belum bisa berlimpah, pastikan tetap
berkah. Jangan sampai kita menafkahi keluarga kita dengan mangga curian. Jangan
sampai! Catat ini. Harta, kalau berkah, tentulah akan membuat hidup kita
relatif mudah. Sebaliknya, kalau tidak berkah, akan membuat hidup kita relatif
bermasalah. Pasti itu! Sudah terlalu banyak contoh di sekitar kita. Tidak
perlulah saya mengulang-ngulangnya di sini.
Ditulis oleh Ippho Santosa. Mari sebarkan tulisan kebaikan ini kepada saudara kita dan sahabat kita. Mudah-mudahan menjadi amal kebaikan bagi Anda dan kita semua. Berlipat-lipat berkahnya. Untuk mengundang Ippho Santosa sebagai motivator dalam pelatihan SDM perusahaan, klik ippho.com
Ayah mendidik kita agar menjadi laki2 yg mandiri, apapun keadaannya paling tidak kita mendapatkan doa restunya. Thank bang Ippho
BalasHapusSiap disebarkan Mas Ippho...Salam Berkah Berlimpah
BalasHapusSalam
Mr JOSS, Wakil Rektor Umar Usman, Pin BB 7CB1C1DB
www.public-speakingtips.blogspot.com
Pastikan berkah ya, bukan cuma berlimpah
BalasHapusPara istri, ingatkan suaminya...
BalasHapus